Pengaruh
buruk dari
kebiasaan
merokok terhadap
kesehatan sudah
tidak diragukan.
Kebiasaan ini
merupakan
penyebab
kematian utama
yang sebenarnya dapat dicegah. WHO pun telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai World No
Tobacco Day, hari tanpa asap rokok sedunia.
Mari katakan 'Tidak!' pada Rokok, mulai saat ini!
Angka statistik di Amerika menunjukkan sekitar
430 ribu orang yang meninggal akibat penyakit-
penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan
merokok (smoking related disease). Selain itu,
data tersebut menunjukkan lebih dari 50 juta
orang,--- 3 juta di antaranya adalah remaja--,
yang terus melanjutkan kebiasaan merokok.
Sementara itu, diperkirakan lebih dari 3 ribu
remaja mulai belajar merokok setiap harinya,
dan 1.000 di antaranya kemudian akan
meninggal akibat merokok.
Berdasarkan data dari American Lung
Association, 87 persen perokok akan mengidap
kanker paru dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Selain nikotin, rokok
mengandung lebih kurang 19 karsinogen, yaitu
bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker
dan bahan-bahan kimia toxic lainnya.
Bagaimana rokok dapat merusak tubuh?
Nikotin sendiri tidak bersifat karsinogen. Zat ini
akan menyebabkan kematian bila masuk ke
tubuh dalam dosis yang sangat besar. Perokok
lama, kebiasaan ini memiliki risiko timbulnya
penyakit lebih tinggi.
Hampir semua jenis kanker dapat disebabkan
oleh kebiasaan merokok, misalnya kanker paru,
mulut, hidung, pita suara, bibir, lidah,
tenggorokan, kerongkongan, pankreas, sumsung
tulang, ginjal, serviks, hati, kandung kemih dan
lambung.
Jantung, paru dan pembuluh darah adalah organ
yang mengalami kerusakan terberat akibat
kebiasaan merokok. Penyakit paru seperti
PPOK (Penyakit Paru Okstruktif Kronik COPD/
Cronic Obstructive Pulmonary Disease) di
antaranya asma dan kanker paru disebabkan
terutama oleh kebiasaan merokok.
Asap rokok menimbulkan kerusakan permanen
di saluran napas sehingga terjadi PPOK. Selain
ancaman penyakit jantung seperti
penyumbatan arteri koroner, serangan jantung
dan stroke jauh lebih sering dijumpai pada
perokok. Nikotin memberikan efek
penyempitan pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga meningkatkan frekuensi denyut
jantung sehingga jantung bekerja lebih keras.
Merokok tidak hanya memberikan efek buruk
pada paru dan jantung, namun juga pada semua
bagian tubuh yang dialiri pembuluh darah.
Lapisan dalam pembuluh darah dapat rusak
sehingga lemak akan melekat dengan mudah,
akibatnya pembuluh darah menyempit dan
menjadi kaku.
Hal ini menyebabkan sirkulasi di kaki dan
tangan menjadi sangat berkurang sehingga
timbul nyeri yang disebut nyeri neuropati dan
gangguan untuk menangkal infeksi lokal atau
setempat. Akibatnya dapat timbul ganggren
( penyakit akibat pembusukan jaringan karena
sumbatan aliran darah) yang memerlukan
amputasi pada kaki dan tangan yang mengalami
pembusukan.
Menghirup Asap Penuh Racun
Asap rokok yang dihirup mengandung zat-zat
berbahaya misalnya tar, karbon monoksida,
hidrogen sianida, logam berat dan radikal
bebas. Masing-masing zat tersebut merusak
tubuh dengan cara yang berbeda.
Tar merupakan suatu zat yang sangat lengket
dan berwarna cokelat, mengandung bahan-
bahan kimia yang telah dibuktikan bersifat
karsinogen misalnya benzopiren.
Warna cokelat tar dapat mengubah warna gigi,
kuku jari tangan, dan jaringan paru. Tar juga
merusak rongga mulut, gigi dan gusi, serta
dapat menimbulkan tukak pada sistem
pencernaan, selain itu zat ini juga dapat
memicu kanker tenggorokan dan
kerongkongan.
Karbon monoksida merupakan komponen
utama pada asap rokok yang memiliki
kemampuan berikatan dengan hemoglobin yang
jauh lebih kuat dibanding oksigen. Kondisi ini
dapat menghambat oksigen untuk berikatan
dengan hemoglobin.
Akibatnya jumlah oksigen yang dibawa oleh
darah sedikit, sehingga jantung harus bekerja
lebih keras memompa darah untuk mensuplai
jumlah oksigen yang seharusnya diterima oleh
sel-sel.
Hidrogen sianida mencegah paru
membersihkan dirinya sendiri. Hal ini
disebabkan oleh karena silia pada saluran napas
menjadi rusak. Padahal silia berfungsi
mengeluarkan benda asing yang terhirup ke
dalam paru. Akibatnya bahan-bahan kimia
berbahaya dapat terkumpul dalam paru,
menghalangi oksigenasi pada darah.
Bahan-bahan kimia lain yang terdapat dalam
asap rokok yang dapat merusak paru antara lain
hidrokarbon, nitrit oksida, asam organik, fenol
dan bahan-bahan oksidasi. Radikal bebas
merupakan bahan kimia sangat reaktif yang
dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan
pembuluh darah.
Radikal bebas ini bila bertemu dengan
kolesterol akan membentuk plaque yang
meningkatkan risiko kerusakan pembuluh
darah, penyakit jantung, dan stroke. Asap rokok
juga mengandung logam berbahaya seperti
arsen, cadmium, dan timah, yang semuanya
diketahui dapat menyebabkan kanker.
Kerusakan organ-organ lain akibat Merokok
Merokok menyebabkan peningkatan sekresi
asam lambung serta tukak dan nyeri lambung.
Iritasi dan radang lambung serta usus halus
sering terjadi. Orang yang merokok memiliki
kemungkinan tinggi terserang kanker pankreas.
Banyak bahan karsinogen yang dikeluarkan
melalui air seni (urine) sehingga menyebabkan
kanker kandung kemih. Tekanan darah tinggi
akibat merokok juga dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.
Merokok menyebabkan efek buruk pada alat
reproduksi terutama pada perempuan.
Perempuan yang merokok akan sering
mengalami haid yang tidak teratur atau
kehilangan masa haidnya. Kesuburan akan
terganggu dan masa monopause terjadi 1-2
tahun lebih awal.
Risiko kanker serviks akan meningkat.
Perempuan perokok di atas usia 35 tahun yang
mengonsumsi pil kontrasepsi akan
meningkatkan risiko secara bermakna terhadap
stroke dan serangan jantung.
Pada laki-laki, kebiasaan merokok akan
menurunkan jumlah sperma. Sperma menjadi
abnormal dan motilitasnya berkurang. Hal ini
dapat pula mengurangi kadar hormon seksual.
Penurunan sirkulasi pada penis meningkatkan
kemungkinan laki-laki perokok menjadi
impoten akibat dari kombinasi gangguan
sirkulasi dan kerusakan pembuluh darah penis.
Sistem imun orang yang merokok juga
terganggu, akibatnya para perokok ini rentan
terhadap infeksi yang ringan sekalipun. Seorang
perokok memerlukan waktu yang lebih lama
untuk pulih dari penyakit infeksi dibandingkan
dengan bukan perokok. Selain itu, para perokok
memiliki densitas atau kepadatan tulang yang
rendah, dan mudah mengalami osteoporosis.
Hal lain pula yang umum muncul pada perokok
adalah kulit menjadi kering dan kehilangan
elastisitasnya, sehingga biasanya timbul keriput
pada usia muda. Risiko yang lebih serius akan
dialami oleh bayi yang lahir dari ibu perokok,
seperti terjadinya berat badan lahir rendah,
prematur, bibir sumbing, dan sangat rentan
terhadap infeksi, bahkan sampai dengan
terjadinya keguguran.
Penulis
Dr. Christoph T. A. Zega, SpP
Tim dokter spesialis Paru di Eka Hospital BSD
Tangerang.Katakan Tidak Pada Rokok !!! | WiragunaPengaruh
buruk dari
kebiasaan
merokok terhadap
kesehatan sudah
tidak diragukan.
Kebiasaan ini
merupakan
penyebab
kematian utama
yang sebenarnya dapat dicegah. WHO pun telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai World No
Tobacco Day, hari tanpa asap rokok sedunia.
Mari katakan 'Tidak!' pada Rokok, mulai saat ini!
Angka statistik di Amerika menunjukkan sekitar
430 ribu orang yang meninggal akibat penyakit-
penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan
merokok (smoking related disease). Selain itu,
data tersebut menunjukkan lebih dari 50 juta
orang,--- 3 juta di antaranya adalah remaja--,
yang terus melanjutkan kebiasaan merokok.
Sementara itu, diperkirakan lebih dari 3 ribu
remaja mulai belajar merokok setiap harinya,
dan 1.000 di antaranya kemudian akan
meninggal akibat merokok.
Berdasarkan data dari American Lung
Association, 87 persen perokok akan mengidap
kanker paru dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Selain nikotin, rokok
mengandung lebih kurang 19 karsinogen, yaitu
bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker
dan bahan-bahan kimia toxic lainnya.
Bagaimana rokok dapat merusak tubuh?
Nikotin sendiri tidak bersifat karsinogen. Zat ini
akan menyebabkan kematian bila masuk ke
tubuh dalam dosis yang sangat besar. Perokok
lama, kebiasaan ini memiliki risiko timbulnya
penyakit lebih tinggi.
Hampir semua jenis kanker dapat disebabkan
oleh kebiasaan merokok, misalnya kanker paru,
mulut, hidung, pita suara, bibir, lidah,
tenggorokan, kerongkongan, pankreas, sumsung
tulang, ginjal, serviks, hati, kandung kemih dan
lambung.
Jantung, paru dan pembuluh darah adalah organ
yang mengalami kerusakan terberat akibat
kebiasaan merokok. Penyakit paru seperti
PPOK (Penyakit Paru Okstruktif Kronik COPD/
Cronic Obstructive Pulmonary Disease) di
antaranya asma dan kanker paru disebabkan
terutama oleh kebiasaan merokok.
Asap rokok menimbulkan kerusakan permanen
di saluran napas sehingga terjadi PPOK. Selain
ancaman penyakit jantung seperti
penyumbatan arteri koroner, serangan jantung
dan stroke jauh lebih sering dijumpai pada
perokok. Nikotin memberikan efek
penyempitan pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah meningkat.
Nikotin juga meningkatkan frekuensi denyut
jantung sehingga jantung bekerja lebih keras.
Merokok tidak hanya memberikan efek buruk
pada paru dan jantung, namun juga pada semua
bagian tubuh yang dialiri pembuluh darah.
Lapisan dalam pembuluh darah dapat rusak
sehingga lemak akan melekat dengan mudah,
akibatnya pembuluh darah menyempit dan
menjadi kaku.
Hal ini menyebabkan sirkulasi di kaki dan
tangan menjadi sangat berkurang sehingga
timbul nyeri yang disebut nyeri neuropati dan
gangguan untuk menangkal infeksi lokal atau
setempat. Akibatnya dapat timbul ganggren
( penyakit akibat pembusukan jaringan karena
sumbatan aliran darah) yang memerlukan
amputasi pada kaki dan tangan yang mengalami
pembusukan.
Menghirup Asap Penuh Racun
Asap rokok yang dihirup mengandung zat-zat
berbahaya misalnya tar, karbon monoksida,
hidrogen sianida, logam berat dan radikal
bebas. Masing-masing zat tersebut merusak
tubuh dengan cara yang berbeda.
Tar merupakan suatu zat yang sangat lengket
dan berwarna cokelat, mengandung bahan-
bahan kimia yang telah dibuktikan bersifat
karsinogen misalnya benzopiren.
Warna cokelat tar dapat mengubah warna gigi,
kuku jari tangan, dan jaringan paru. Tar juga
merusak rongga mulut, gigi dan gusi, serta
dapat menimbulkan tukak pada sistem
pencernaan, selain itu zat ini juga dapat
memicu kanker tenggorokan dan
kerongkongan.
Karbon monoksida merupakan komponen
utama pada asap rokok yang memiliki
kemampuan berikatan dengan hemoglobin yang
jauh lebih kuat dibanding oksigen. Kondisi ini
dapat menghambat oksigen untuk berikatan
dengan hemoglobin.
Akibatnya jumlah oksigen yang dibawa oleh
darah sedikit, sehingga jantung harus bekerja
lebih keras memompa darah untuk mensuplai
jumlah oksigen yang seharusnya diterima oleh
sel-sel.
Hidrogen sianida mencegah paru
membersihkan dirinya sendiri. Hal ini
disebabkan oleh karena silia pada saluran napas
menjadi rusak. Padahal silia berfungsi
mengeluarkan benda asing yang terhirup ke
dalam paru. Akibatnya bahan-bahan kimia
berbahaya dapat terkumpul dalam paru,
menghalangi oksigenasi pada darah.
Bahan-bahan kimia lain yang terdapat dalam
asap rokok yang dapat merusak paru antara lain
hidrokarbon, nitrit oksida, asam organik, fenol
dan bahan-bahan oksidasi. Radikal bebas
merupakan bahan kimia sangat reaktif yang
dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan
pembuluh darah.
Radikal bebas ini bila bertemu dengan
kolesterol akan membentuk plaque yang
meningkatkan risiko kerusakan pembuluh
darah, penyakit jantung, dan stroke. Asap rokok
juga mengandung logam berbahaya seperti
arsen, cadmium, dan timah, yang semuanya
diketahui dapat menyebabkan kanker.
Kerusakan organ-organ lain akibat Merokok
Merokok menyebabkan peningkatan sekresi
asam lambung serta tukak dan nyeri lambung.
Iritasi dan radang lambung serta usus halus
sering terjadi. Orang yang merokok memiliki
kemungkinan tinggi terserang kanker pankreas.
Banyak bahan karsinogen yang dikeluarkan
melalui air seni (urine) sehingga menyebabkan
kanker kandung kemih. Tekanan darah tinggi
akibat merokok juga dapat menyebabkan
kerusakan ginjal.
Merokok menyebabkan efek buruk pada alat
reproduksi terutama pada perempuan.
Perempuan yang merokok akan sering
mengalami haid yang tidak teratur atau
kehilangan masa haidnya. Kesuburan akan
terganggu dan masa monopause terjadi 1-2
tahun lebih awal.
Risiko kanker serviks akan meningkat.
Perempuan perokok di atas usia 35 tahun yang
mengonsumsi pil kontrasepsi akan
meningkatkan risiko secara bermakna terhadap
stroke dan serangan jantung.
Pada laki-laki, kebiasaan merokok akan
menurunkan jumlah sperma. Sperma menjadi
abnormal dan motilitasnya berkurang. Hal ini
dapat pula mengurangi kadar hormon seksual.
Penurunan sirkulasi pada penis meningkatkan
kemungkinan laki-laki perokok menjadi
impoten akibat dari kombinasi gangguan
sirkulasi dan kerusakan pembuluh darah penis.
Sistem imun orang yang merokok juga
terganggu, akibatnya para perokok ini rentan
terhadap infeksi yang ringan sekalipun. Seorang
perokok memerlukan waktu yang lebih lama
untuk pulih dari penyakit infeksi dibandingkan
dengan bukan perokok. Selain itu, para perokok
memiliki densitas atau kepadatan tulang yang
rendah, dan mudah mengalami osteoporosis.
Hal lain pula yang umum muncul pada perokok
adalah kulit menjadi kering dan kehilangan
elastisitasnya, sehingga biasanya timbul keriput
pada usia muda. Risiko yang lebih serius akan
dialami oleh bayi yang lahir dari ibu perokok,
seperti terjadinya berat badan lahir rendah,
prematur, bibir sumbing, dan sangat rentan
terhadap infeksi, bahkan sampai dengan
terjadinya keguguran.
Penulis
Dr. Christoph T. A. Zega, SpP
Tim dokter spesialis Paru di Eka Hospital BSD
Tangerang.
0 komentar:
Posting Komentar
Jika terdapat Link Download yang ERROR, silahkan beritahu Admin dengan berkomentar. Terima Kasih.