Hari raya Nyepi oleh umat hindu di Bali
dirayakan sebagai hari pergantian tahun baru
Caka. Hari raya ini menurut penanggalan hindu
jatuh pada tanggal satu (penanggal pisan) sasih
X (kedasa) atau tepatnya sehari sesudah tilem
ke IX (kesanga). Terdapat beberapa rangkaian
pelakasanaan hari raya Nyepi ini, yaitu:
Melasti
Melasti sering disebut dengan Melis atau
Mekiis. Upacara melasti ini dilakukan pada
pengelong 13 sasih kesanga (tepatnya traodasa
kresnapaksa sasih IX). Pada upacara melasti ini
dilakukan pensucian atau pembersihan segala
sarana atau prasarana persembahyangan. Alat-
alat atau sarana persembahyangan yang
dibersihkan antara lain adalah: pratima dan
pralingga. Sarana-sarana ini selanjutnya diusung
ke tempat pembersihan seperti laut (pantai)
atau sumber mata air lain yang dianggap suci,
sesuai dengan keadaan tempat pelaksanaan
upacara (desa, kala, patra). Tujuan dari upacara
melasti ini adalah untuk memohon tirtha
amerta sebagai air pembersih dari Hyang
Widhi.
Tawur Kesanga
Tawur kesanga jatuh sehari sebelum
pelaksanaan hari raya nyepi yaitu pada tilem
kesanga. Pada upacara tawur ini dilakukan
persembahan kepada para bhuta berupa caru.
Caru ini dipesembahkan agar para bhuta tidak
menurunkan sifat-sifatnya pada pelaksanaan
hari raya nyepi. Hal ini juga bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur jahat dari diri
manusia sehingga tidak mengikuti manusia
pada tahun berikutnya. Upacara tawur kesanga
ini sering juga disebut dengan upacara
pecaruan dan juga tergolong upacara bhuta
yadnya.
Hari Nyepi
Hari raya nyepi dirayakan oleh umat dengan
cara melakukan Catur Bratha Penyepian. Catur
bratha penyepian terdiri dari empat macam
pantangan yaitu: amati geni (tidak menyalakan
api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan
(tidak bekerja) dan amati lelanguan (tidak
melakukan kegiatan hiburan). Semua pantangan
in dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan
segala keinginan jahat sehingga dicapai suatu
ketenangan atau kedamaian batin. Dengan ini
pikiran manusia bisa terintropeksi atas segala
perbuatannya pada masa lalu dan pada saat
yang sama memupuk perbuatan yang baik
untuk tahun berikutnya. Semua ini dilakukan
selama satu hari penuh pada hari raya nyepi.
Ngembak Geni
Sehari setelah hari raya nyepi, semua aktivitas
kembali berjalan seperti biasa. Hari ini dimulai
dengan persembahyangan dan pemanjatan doa
kepada Hyang Widhi untuk kebaikan pada tahun
yang baru. Pada hari ngembak geni ini
hendaknya umat saling bersilatuahmi dan
memaafkan satu sama lain.
Hari raya nyepi pada hakekatnya adalah hari
pengekangan hawa nafsu dan intropeksi diri
atas segala perbuatan yang dilakukan pada
masa lalu. Pelaksanaan hari raya nyepi ini harus
didasari dengan niat yang kuat, tulus dan ikhlas
tanpa ada ambisi tertentu. Pengekangan hawa
nafsu untuk mencapai kebebasan batin
memang suatu ikatan tetapi ikatan itu dilakukan
dengan penuh keikhlasan.
dirayakan sebagai hari pergantian tahun baru
Caka. Hari raya ini menurut penanggalan hindu
jatuh pada tanggal satu (penanggal pisan) sasih
X (kedasa) atau tepatnya sehari sesudah tilem
ke IX (kesanga). Terdapat beberapa rangkaian
pelakasanaan hari raya Nyepi ini, yaitu:
Melasti
Melasti sering disebut dengan Melis atau
Mekiis. Upacara melasti ini dilakukan pada
pengelong 13 sasih kesanga (tepatnya traodasa
kresnapaksa sasih IX). Pada upacara melasti ini
dilakukan pensucian atau pembersihan segala
sarana atau prasarana persembahyangan. Alat-
alat atau sarana persembahyangan yang
dibersihkan antara lain adalah: pratima dan
pralingga. Sarana-sarana ini selanjutnya diusung
ke tempat pembersihan seperti laut (pantai)
atau sumber mata air lain yang dianggap suci,
sesuai dengan keadaan tempat pelaksanaan
upacara (desa, kala, patra). Tujuan dari upacara
melasti ini adalah untuk memohon tirtha
amerta sebagai air pembersih dari Hyang
Widhi.
Tawur Kesanga
Tawur kesanga jatuh sehari sebelum
pelaksanaan hari raya nyepi yaitu pada tilem
kesanga. Pada upacara tawur ini dilakukan
persembahan kepada para bhuta berupa caru.
Caru ini dipesembahkan agar para bhuta tidak
menurunkan sifat-sifatnya pada pelaksanaan
hari raya nyepi. Hal ini juga bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur jahat dari diri
manusia sehingga tidak mengikuti manusia
pada tahun berikutnya. Upacara tawur kesanga
ini sering juga disebut dengan upacara
pecaruan dan juga tergolong upacara bhuta
yadnya.
Hari Nyepi
Hari raya nyepi dirayakan oleh umat dengan
cara melakukan Catur Bratha Penyepian. Catur
bratha penyepian terdiri dari empat macam
pantangan yaitu: amati geni (tidak menyalakan
api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan
(tidak bekerja) dan amati lelanguan (tidak
melakukan kegiatan hiburan). Semua pantangan
in dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan
segala keinginan jahat sehingga dicapai suatu
ketenangan atau kedamaian batin. Dengan ini
pikiran manusia bisa terintropeksi atas segala
perbuatannya pada masa lalu dan pada saat
yang sama memupuk perbuatan yang baik
untuk tahun berikutnya. Semua ini dilakukan
selama satu hari penuh pada hari raya nyepi.
Ngembak Geni
Sehari setelah hari raya nyepi, semua aktivitas
kembali berjalan seperti biasa. Hari ini dimulai
dengan persembahyangan dan pemanjatan doa
kepada Hyang Widhi untuk kebaikan pada tahun
yang baru. Pada hari ngembak geni ini
hendaknya umat saling bersilatuahmi dan
memaafkan satu sama lain.
Hari raya nyepi pada hakekatnya adalah hari
pengekangan hawa nafsu dan intropeksi diri
atas segala perbuatan yang dilakukan pada
masa lalu. Pelaksanaan hari raya nyepi ini harus
didasari dengan niat yang kuat, tulus dan ikhlas
tanpa ada ambisi tertentu. Pengekangan hawa
nafsu untuk mencapai kebebasan batin
memang suatu ikatan tetapi ikatan itu dilakukan
dengan penuh keikhlasan.